Menyembelih hewan qurban hukumnya sunnah muakkadah (menurut Imam Syafi’i, Maliki, dan Hambali), wajib menurut Imam Hanafi. Kira-kira, kalau sunnah muakkad itu maksudnya bisa ditinggalkan atau harus dilaksanakan ya? Jawaban kita akan menentukan kemampuan kita nantinya.

Ada yang bertanya, “tapi kan Allah tidak akan membebani hambanya kecuali dia mampu?” Betul sekali, tetapi angelnya jangan salah. Artinya bahwa semua mukmin pasti bisa berqurban. Seperti halnya Allah perintahkan shalat, itu artinya semua muslim bisa melakukan shalat. Allah perintah puasa artinya semua muslim mampu/bisa berpuasa. Selain itu, tidak ada tuntunan bahwa berqurban hanya bagi yang mampu dalam harta. Jadi, semua mampu. Tergantung kemauan dan ketakwaan. Karena yang membuat kita mampu atau tidak adalah kita sendiri. Sering sekali orang menjadi tidak mampu berkurban karena dia membuat persepsi dirinya tidak mampu.

Bahkan, Imam Malik memberi panduan yang sangat jelas. Kata beliau, jika kita kumpulkan harta kita (yang dimaksud harta kita bukan hanya uang cash yang ada di dompet, tapi termasuk tabungan, rumah, motor dan mobil, HP, perhiasan dan seluruh barang berharga yang bisa dikapitalisasi) kemudian dinilai nominalnya, lalu dikurangkan dengan harga 1 ekor hewan qurban. Nah sisa harta itu, jika masih cukup untuk kita hidup (makan dan minum) selama 4 hari (10-13 dzulhijjah), maka pada saat itu jatuh tuntutan untuk kita berqurban. Pertanyaannya, adakah di antara kita yang lebih miskin dari kondisi yang digambarkan Imam Malik?

Bahkan berhutang untuk berqurban pun diperbolehkan. Jadi, kuncinya bukan mampu atau tidak, tapi mau atau tidak? Maukah kita berqurban untuk Allah? Padahal kita sering sekali mudah berqurban untuk manusia (siapapun dia; orangtua, anak, istri/suami, dll). Padahal tidak satu pun dari mereka yang mau dan mampu berqurban untuk kita dengan menemani kita sepanjang hidup di dunia dan akhirat, memberikan kenikmatan di dunia dan akhirat dan menjamin akhirat kita. Tapi Allah, Dia bisa berikan semuanya bahkan lebih dari itu. Tidak maukah kita berqurban utk Allah?
Syarat berqurban adalah takwa. Melepas rasa sayang terhadap dunia, semuanya untuk Allah, itulah takwa. Berikan yang terbaik untuk Allah.

Maka dari itu, buatlah strategi kita masing-masing, bagaimana caranya agar kita dapat berqurban yang terbaik setiap tahun. Bagaimana agar kita dapat melepas rasa sayang kita pada dunia untuk Allah. Bagaimana agar kita dapat berqurban untuk Allah sehingga kita termasuk orang-orang yang mendekati (taqorrub) Allah dan Allah akan mendekati kita. Karena kata qurban seakar dengan kata qariban (dekat), dan kata adha seakar dengan kata udhhiyah (qurban) atau tadhhiyah (pengorbanan). Maka siapa yang berkorban maka dia akan dekat, mendekat dan didekati. Kepada Allah dan oleh Allah. (Ustadz Arsalsjah)