Oleh : Etty Sunanti
Pada suatu hari, kami bepergian dengan beberapa orang guru. Ada guru sekolah dasar, ada guru sekolah menengah pertama. Mereka mengeluhkan, kemampuan membaca murid yang mereka ajar, ternyata sangat rendah. Dan rata-rata, para guru di tempat lain juga mengeluhkan hal yang sama.
Sepertinya budaya membaca, begitu sangat memberatkan. Masyarakat, khususnya anak anak, lebih suka dengan hiburan visual daripada membaca yang mengandung ilmu.
Mata memang diciptakan Allah untuk melihat yang enak dipandang. Tetapi akal perlu difungsikan dengan maksimal, agar bisa menugaskan mata untuk melihat yang manfaat. Bagi orang yang beriman, kekuatan hati, menjadi alat yang sangat penting untuk mengoptimalkan mata, fikiran, untuk tunduk kepada Allah Azza wa Jalla.
Dan ternyata, urusan membaca juga banyak tingkatan. Ada yang suka membaca, tetapi membaca komik, novel, buku pelajaran sekolah, dan berbagai jenis buku sesuai keinginan masing masing.
Ada yang lebih penting dari sekedar membaca, yaitu IQRO’, “Bacalah !!”.
Perintah membaca, yang merupakan fiil amar. Perintah, dipaksakan. Bukan sekedar asal-asalan semata. Bukankah, pertama kali Al Quran turun berupa ayat-ayat perintah membaca. Diawali dengan kata, “IQRO’… ”
Surah Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5, yang luar biasa maknanya.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
2. Dia telah menciptakan manusia dari ‘Alaq.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah.
4. Yang mengajar manusia dengan pena.
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
Dari lima ayat, surat Al Alaq, ada prinsip penting dalam membaca, yaitu Tuhan. Dialah Allah Azza wa Jalla, yang menciptakan semua makhluq dan alam semesta ini. Dialah Yang Lebih Mengetahui dari kita sebagai manusia hina dan naif ini. Oleh karenanya membaca yang diinginkan Allah, adalah kemampuan membaca setiap anak manusia agar kembali kepadaNya.
Berikut saya nukilkan dari beberapa tafsir Al Quran.
1. Bacalah -wahai Rasul- apa yang diwahyukan Allah kepadamu, dan Rabbmu itu Maha Mulia, tidak ada kemuliaan yang mendekati kemuliaan-Nya, Dia telah berbuat banyak derma dan kebaikan. (Tafsir al-Mukhtashar) Bacalah : sebagai penegas “Iqra” yang pertama. Kamu percaya dan meyakini bahwa Tuhanmu adalah yang Maha Mulia diantara orang-orang mulia. Di antara kemuliaannya adalah menjadikanmu bisa membaca, sedangkan engkau adalah nabi yang ummi / tidak bica membaca (Tafsir al-Wajiz)

2. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Dan termasuk dari kemurahan-Nya adalah kamu menjadi dapat membaca padahal kamu adalah ‘ummi’. (Zubdatut Tafsir)
3. Allażī ‘allama bil-qalam Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Quran Surat Al-‘Alaq Ayat 4, Yang telah mengajarkan tulisan dan cara menulis dengan pena. (Tafsir al-Mukhtashar)
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Yakni mengajarkan manusia menulis dengan pena. Allah mengawali dakwah Islam dengan seruan dan ajakan untuk membaca dan menulis, karena di dalamnya terkandung manfaat yang sangat besar. (Zubdatut Tafsir)
Dari beberapa tafsir tersebut jika kita simpulkan, perintah IQRO’ ada beberapa kaitan erat :
1. Kemuliaan (Allah Maha Mulia)
2. Keberuntungan (Allah Maha Pemurah)
3. Menulis / Tulisan / Karya
4. Dakwah (mampu mengajak orang lain)
Maka, ketika kita sebagai orang tua atau pendidik mengajarkan perintah membaca kepada anak, maka ada 4 prinsip yang bisa kita tanamkan kepada mereka. Dengan rangkaian kalimat seperti berikut,
“Wahai anakku, bacalah, membacalah, kalian mulai dengan membaca Al Quran. Maka di sana akan banyak ilmu dan hikmah. Bacalah setiap ilmu-ilmu Allah yang tersebar di alam semesta ini. Engkau bisa membaca buku-buku ilmu pengetahuan, artikel baik online atau offline. Maka kalian akan memiliki kelebihan yang luar biasa. Engkau akan hidup mulia, beruntung, mampu membuat karya, dan mampu mengajak manusia ke Jalan Allah.”
Tentu, generasi kita membutuhkan motivasi yang jelas. Orientasi yang benar. Semangat yang baik. Untuk menuju tahapan tahapan kesuksesan mereka. Dan pasti harus diawali dengan kemampuan membaca yang benar. Baik secara kualitas dan kuantitas.
Jadi, mengapa anak-anak malas membaca. Sudah dipastikan mereka tidak memiliki motivasi yang benar. Tidak ada yang mengajarkan kepada mereka manfaat dari membaca itu sendiri. Tentu saja, minat dan kemampuan membaca perlu ada motivasi, teladan, serta stimulasi dari orang tua serta para pendidik.
1. MOTIVASI
Tujuan dan alasan membaca harus ditanamkan semenjak dini kepada anak. Seperti yang sudah disebut di atas. Bahwa, ketika anak mampu membaca akan mendapatkan 4 penghargaan, yakni kemuliaan, Keberuntungan, karya, dan mengajak orang lain. Karena mereka lebih unggul pengetahuan dan pemahaman dalam segala hal dari yang tidak membaca. Ketika anak memiliki motivasi yang bagus, Insyaa Allah mereka akan haus membaca.
2. TELADAN
Hanya motivasi tanpa teladan dari orang tua, akan sia-sia. “Ah, buat apa aku membaca, orang tuaku juga malas membaca.” Ada semacam rasa down dan percuma. Oleh karenanya, teladan dari orang tua akan berefek luar biasa kepada anak anak.
3. STIMULASI
Adalah rangsangan agar anak senang membaca. Bagaimana caranya?
• Semenjak bayi, anak harus sering dibacakan buku, cerita, artikel, baik dari buku real atau online (di gadget)
• Audio dan Visual, juga tentang ilmu, dimana anak memiliki kemampuan mengambil hikmah. Ibarat vitamin untuk akal dan hatinya.
• Anak harus sering diajak, dan menumbuhkan rasa bangga apabila ke tempat informasi dan ilmu. Seperti : perpustakaan, toko buku, museum, pusat ensiklopedi, wisata edukasi, sekolah dan universitas yang maju, dan lain sebagainya.
• Ke masjid, terbiasa untuk bermajelis taklim. Paham tidak paham, terbiasa mengikuti taklim lama kelamaan akan menjadi kebiasaan yang baik. Mereka akan bersemangat ingin mengetahui apa yang didengarkan.
• Diajak diskusi atau kita beri lemparan pertanyaan, agar mereka mencari tahu tentangnya. Ini juga cara efektif agar mereka mau membaca.
Demikianlah ayah ibu rahimakummullah, semoga putra-putri kita menjadi anak yang sholih. Yang senantiasa dinaungi Allah dengan ilmu manfaat. Serta menjadi anak yang berkemampuan membaca baik kualitas serta kuantitas. Aamiin.


I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.