Suarahati.org, Sidoarjo – Berani bermimpi maka kita harus siap gagal dan kecewa. Karena sebuah kegagalan dalam diri manusia niscaya pasti akan menghampirinya. Tidak lulus tes ujian, gagal tes CPNS, putus cinta, perceraian, atau tidak lulus dalam seleksi mahasiswa dan masih banyak lagi kegagalan–kegagalan yang lainnya, dan itu semua merupakan bentuk kegagalan yang biasa dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Namun perlu kita ingat, bahwa gagal merupakan salah satu bagian dari proses dalam meraih sebuah mimpi, dan jika kegagalan itu memang harus terjadi pada kita, kita harus tetap move on (baca : berjalan terus), dan bertekad bahwa mimpi atau cita–cita itu akan tercapai dengan segala perjuangan sampai titik darah penghabisan. Dan insyaAllaah, cita–cita (mimpi) akan tercapai jika dirancang sebaik mungkin, di antaranya :
Memiliki keyakinan yang kuat
Iman (keyakinan) ini amatlah penting, karena ini merupakan akar dari segala aktivitas yang akan kita kerjakan. Keyakinan menimbulkan percaya diri, keyakinan menumbuhkan optimis yang tinggi, serta keyakinan melahirkan akhir yang manis dan indah.
Keyakinan itu tumbuh dalam hati sanubari yang sangat dalam, bermakna keyakinan tidak akan pernah goyah jika itu memang murni lahir dari keinginan pribadi yang sangat kuat, bukan lahir atau kontaminasi dari orang lain. Jadi buat impian atau cita–cita yang memang lahir dari hati kita yang paling tulus, insyaAllaah ada jalan untuk tercapai.
Action, melangkah menterjemahkan keyakinan
Ya, action (baca: bergerak, melangkah) inilah yang akan menjadi titik awal bahwa impian itu akan terproses. Ibarat ribuan mil tidak akan pernah terlampaui jika tidak pernah terjadi satu langkah kaki. Dan dalam proses berjalan tadi, jangan pernah berpikir untuk berhenti sebelum tercapai impian (berhasil). Dalam melangkah itu sendiri, kita harus lakukan hal–hal yang terbaik, sesuatu yang berkualitas, mengerahkan segala kekuatan dan tenaga yang dimiliki (ijtihad), dan sadar bahwa gagal dan sukses tergantung dari kita memang benar–benar baik atau tidak dalam memproses action kita.
Pelajari tiap kegagalan
Gagal, sedih dan kecewa memang hal niscaya bagi kita dalam memproses impian dan cita-cita. Akan tetapi kegagalan, kesedihan dan kekecewaan jangan sampai menjadi hambatan dan halangan dalam memperjuangkan sebuah impian dan cita–cita. Lebih baik mengevaluasi, mengintrospeksi diri serta mengoreksi apa–apa yang salah dalam proses action kita, sehingga setiap kegagalan–kegagalan yang terjadi dapat diidentifikasi dengan baik dan selanjutnya bisa diadakan perbaikan–perbaikan yang sangat berarti untuk mengejar mimpi–mimpi yang telah dirancang dengan baik. Dan istilah kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda adalah benar adanya.
Banyak jalan menuju Roma
Banyak jalan menuju Roma, bila kita gagal di dalam satu cara kita cari lagi cara lainnya. Sehingga apabila kita tidak mengenal lelah pasti satu masa tercapai juga impian dan cita–cita. Kita harus punya banyak rancangan (plan) A, B, C dan seterusnya. Bermakna jika plan A gagal, lakukan plan B, jika plan B gagal lakukan plan C, dan seterusnya. Karena Allah tidak akan merubah nasib kita, jika kita tidak membuat perubahan (jika plan salah satu gagal) pada diri kita sendiri. Bukankah ada pepatah ada kemauan pasti ada jalan; siapa mau jaya harus rajin bekerja, siapa mau jaya janganlah putus asa.
Tawakkal ‘alaAllaah
Menurut Imam Al Ghozali tawakkal adalah menyandarkan kepada Allah saat menghadapi suatu kepentingan. Berserah diri kepada-Nya dalam keadaan kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa musibah dengan disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram. Dan tawakkal inilah merupakan petunjuk Allah (QS. Ali Imraan; 3 ayat 159) pada setiap manusia makhluk-Nya ketika selesai melakukan tekad yang kuat untuk merancang atau meraih impian dan cita–cita. WaAllaahu a’laam.
Oleh : Sujali, S.S
Suarahati.org