لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21]

 

Suarahati.org, Sidoarjo – Segenap Ummat Islam sangat menginginkan meneladani Rasulullah Muhammad Solallahu Alaihi Wassalam. Mulai dari hal yang berhubungan dengan ibadah mahdho, sampai perilaku dan akhlak sehari-hari. Dewasa ini angin segar untuk membudakan sunnah mulai banyak bermunculan, syiar untuk membudayakan sunnah nabi sudah mencoba dikemas dengan bijak, mulai dari tulisan-tulisan di kaos-kaos, pesan-pesan di sosial media dan lain sebagainya. Tentu hal ini tidak terus serta merta diterima oleh masyarakat, termasuk Ummat Islam itu sendiri yang menggembor-gemborkan meneladani Nabi Muhammad Sollahu Alaihi Wassalam.

Maka jika seseorang ingin menegakkan sunnah harus dengan cara yang bijak. Karena masyarakat Indonesia masih banyak yang belum siap menerima budaya sunnah itu, walaupun itu sesuatu yang dipahami baik secara budaya sosial, maupun secara ilmiah. Dan jangan mudah menjustifikasi orang-orang yang belum sepaham dengan kita, sehingga dapat menimbulkan kekeruhan dalam berukhuwah Islamiah. Ini penting, karena masih ada yang orang-orang yang belum memahami sikap dan perbuatannya, hanya sekedar ikut-ikutan, tidak mendasari tindakan dengan ilmu.

 

Pembuktian Peneliti tentang Beberapa Sunnah Nabi

Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 746). Jelas bahwa perilaku Rasulullah Solallahu Alaihi Wassalam merupakan panduan hidup yang sangat baik, bisa dikatakan terjemahan Al Qur’an. Maka, tentu tidak ada sikap Rasulullah yang perlu kita ragukan.

 

Tidur dengan Posisi Miring ke Sebelah Kanan

Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan”.

Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).

Inilah beberapa manfaat tidur dengan posisi miring menurut penelitian :

  • Mengistirahatkan otak sebelah kiri
    Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi 2 bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya ummat muslim menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya.
  • Mengurangi beban jantung
    Posisi tidur ke sebelah kanan yang rata memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan (bawah). Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur.
  • Mengistirahatkan lambung.
    Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur ke sebelah kiri maka proses pengeluaran chime (makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam.

 

Memelihara Jenggot bagi Muslimin

Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar mengatakan, “Berbedalah kamu dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis”. (HR. Bukhari)

Memelihata jenggot, ternyata tidak hanya sebatas sebuah perintah agama, memelihara jenggot terbukti ilmiah dapat menyehatkan. Lebih-lebih dalam hal mencukur jenggot ini, ada unsur-unsur menentang fitrah dan menyerupai perempuan. Sebab jenggot adalah lambang kesempurnaan laki laki dan tanda yang membedakannya dengan perempuan.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian Dokter Daniel G. Freeman, dari University of Chicago. Ia meneliti sekelompok mahasiswi Pasca Sarjana tentang perasaaan mereka terhadap pria yang berjenggot. Hasilnya mereka mengatakan bahwa kehadiran jenggot membuat pria tampak lebih maskulin bagi perempuan, mandiri, canggih dan matang dibandingkan dengan laki-laki wajah dicukur bersih.

 

Kencing tidak berdiri

Dalam Agama Islam ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, “Rasulullah SAW tidak kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan. Beliau tidak pernah kencing sambil berdiri.”

Secara ilmiah terbukti dampak kencing sambil berdiri bagi kesehatan, beberapa penyakit pada laki-laki diantaranya penyakit kanker prostat dan batu kandung kemih, berikut beberapa manfaat kencing sambil jongkok menurut penelitian secara ilmiah.

  1. Tekanan saat buang air kecil dalam keadaan jongkok akan lebih sempurna sehingga membuang semua kotoran dalam kandung kemih yang dapat mencegah terjadinya kanker prostat.
  2. Tahukah kalian jika proses pembuangan terbaik adalah saat terjadinya pembuangan air dilanjutkan pembuangan gas, hal ini dapat terjadi jika kita kencing dalam posisi jongkok, kencing dalam posisi jongkok akan membuat kita mengeluarkan sisa metabolisme tubuh dalam bentuk cairan maupun gas secara berkelanjutan.
  3. Sisa metabolisme tubuh dalam urin jika tidak terbuang semua dapat menyebabkan menumpuknya kotoran yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kandung kemih dan juga lemah syahwat pada laki-laki.

Beberapa hal sunnah nabi yang kita bahas di atas, hanyalah sebagian kecil saja. Masih banyak sunnah nabi yang terbukti secara ilmiah. Sehingga tidak sedikit ilmuwan yang meneliti kemudian ia menjadi muslim karena kebenaran dan manfaat sunnah nabi Muhammad Solallaahu Alaihi Wassalam. Termasuk “quulillah” (istirahat sejenak di siang hari). Sebuah yayasan di Amerika bernama Nation Sleep Fodation telah meneliti berapa kerugian perusahaan yang tidak menerapkan hal ini. Orang non muslim saja meneliti tentang hal ini, lantas muslim masih banyak yang mempertentangkan tentang sunnah nabinya sendiri. Namun, dalam membudayakan sunnah nabi, kita harus tetap bijak. Beberapa yang menurut saya harus kita lakukan untuk membudayakan sunnah nabi :

  • Memulai dari diri sendiri dan keluarga
    Kita tidak perlu komentar kemana-mana, kita mulai dari diri sendiri dan keluarga dengan apa yang kita tahu kemudian mempraktekkannya. Namun semua tetap ada tahapan, jangan memaksakan kehendak, yakni dengan mengajarkan ilmunya, lalu berusaha menerapkannya.
  • Mentablighkan sunnah nabi dengan bijak
    Menyampaikan budaya sunnah, jangan diikuti hardikan, mentakfirkan orang, maaf mungkin menyebut aliran tertentu yang tidak diperkenankan nabi. Sampaikan dengan cara yang latif (lembut). Ummat Islam yang belum tahu itu seperti mu’alaf yang harus dilunakkan hatinya, sehingga bisa memahami dengan cara yang mudah diterima.
  • Mengistiqomahkan majelis ilmu tentang sunnah nabi
    Membudayakan sunnah tidak mungkin tanpa memberikan pemahaman ilmu. Itu doktrin namanya. Islam melarang memaksakan kehendak, bahkan tidak ada paksaan dalam menerapkan agama. Maka terus membangun majelis ilmu itu sangat membantu orang-orang yang belum tahu manfaat sunnah nabi. Majelis ilmu tidak harus formal, non formalpun kadang lebih bisa masuk dan diterima.
  • Bertasamuh
    Tetap bertoleransi dengan orang-orang yang belum bisa melakukan sunnah. Karena boleh jadi memang dia tidak tahu, atau memang memiliki pendapat lain yang menurutnya tidak bertentangan dengan nilai Islam. Ini menjaga ukhuwah Islamiah. Bagi yang belum bisa melaksanakan sunnah, jangan  mengucilkan orang yang mencoba melaksanakan sunnah nabi. Lebih baik berdamai untuk kemajuan Ummat Islam, bukan saling menyalahkan dan saling menuding.

Demikain cara pandang saya, semuanya tentu perlu tahapan untuk menerapkannya. Semoga Allah membimbing kita dalam meneladani Nabi Muhammad Solallahu Alaihi Wassalam. Wallahua’lam.

 

ustadz Rofiq Abidin

 

 

 

Oleh : Rofiq Abidin
Suarahati.org