Oleh : Rofiq Abidin

 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS. At Taubah : 36).

 

Suarahati.org, Sidoarjo – Seorang wanita tua menyesali atas ketidakikutsertaannya dalam pembakaran Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang telah divonis bersalah oleh Raja Namruj atas tuduhan menghancuran berhala-berhala yang berada di istana. Namun Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim pada hari Asyuro, yang secara logika api itu panas menjadi dingin dan tidak membakar kulit Ibrahim sedikitpun.

Tangisan Adam Alaihissalam yang panjang, atas perbuatannya mendekati pohon yang dilarang Allah, kemudian pada hari Asyuro Allah mengampuni dosanya. Sebuah momentum membahagiakan, karena telah plong Allah mengampuni atas kelengahannya.

Nabi Musa bersama umatnya yang melakukan exodus selamat dari kejaran Fir’aun setelah mengalami peristiwa menakjubkan syarat dengan mukjizat, yakni terbelahnya laut.

Nabi Yunus yang sebelumnya ngambek karena umatnya yang sulit didakwahi, selanjutnya untuk melampiaskan kekesaannya, ia pergi ke sebuah tempat dengan menaiki kapal. Namun justru kapal yang kelebihan muatan itu menjadikan ia harus menyeburkan diri ke laut, karena dari undian selalu muncul namanya. Dan ikan besar yang ternyata siap mencaplok Nabi Yunus. Selanjutnya hal itu menjadi pelajaran berharga dan selama hidup di dalam perut paus kurang lebih selama dua pekan ia banyak bertasbih. Selanjutnya muntahkan kembali oleh ikan pada hari Asyuro. 

Beberapa peristiwa besar di atas yang terjadi pada Asyuro. Dan sebenarnya masih ada lagi peristiwa lainnya, seperti sembuhnya penyakit Nabi Ayub Alaihissalam. Kita dianjurkan untuk menghormatinya dengan melakukan ibadah-ibadah. Asyuro artinya adalah kesepuluh. Asyuro yang berada pada bulan Muharam juga merupakan salah satu dari empat bulan haram yang dihormati. Adapun pada empat bulan haram itu ada larangan dari qur’an diantaranya ; dilarang menganiaya diri, dilarang berperang, dilarang mengganggu binatang had, dilarang menggangu binatang qalaid, dilarang mengganggu orang yang hadir ke baitullah.

Begitu mulianya empat bulan haram ini, maka kitapun harus menghormatinya dengan melakukan perintah-perintah dan mengamalkan sunnah-sunnah nabi. Adapun hikmah dari peristiwa besar itu diantaraya :

  1. Yakin akan pertolongan Allah

Beberapa peristiwa yang super yang sarat dengan kemukjizatan memberikan pelajaran berharga. Bahwa setiap kesulitan yang diikuti dengan keistiqomahan dan kesabaran, akan menghadirkan pertolongan Allah. Yang secara nalar, tidak mungkin terjadi. Namun sangat mudah bagi Allah hal apapun yang dianggap logika tidak mungkin. Oleh karena itu, hikmah yang pertama dibalik moment asyuro adalah, bahwa kita tak boleh putus asa berharap kepada Allah, dengan cara riil untuk sabar dan tawakal sekuat-kuatnya.

Yakinlah bahwa Allah tidak akan meninggalkan hambaNya yang tetap ikhtiar lurus fii sabilillah. Kesabaran Nabi Ayyub atas sakitnya yang menahun dan belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan bukti kesabarannya dan tetap kokoh beribadah kepada Allah, lalu diangkatlah penyakitnya pada moment Asyuro. Keteguhan Nabi Musa Alaihissalam yang dikejar diktator Fir’aun, qadarallah atas izin Allah tongkat yang diayunkan menjadikan laut terbelah dan menyelamatkan dari kejaran Fr’aun yang dzalim.

 

  1. Muhasabah diri

Ada beberapa peristiwa pada moment Asyuro yang mengajarkan untuk musahabah diri. Yakni pertobatan Nabi Adam Alaihissalam, pertobatan penyesalan dan pertaubatan Nabi Yunus Alaihissalam. Oleh karena itu, mari kita mengkoreksi apa-apa yang telah terjadi. Jika itu kejahatan, mari kita segera taubat. Karena ajal hadir tanpa menunggu tobat kita. Koreksilah kemarahan kita, koreksilah pilihan keputusan hidup kita dan koreksilah sebelum mengoreksi orang lain.

Moment Asyuro benar-benar mengajak untuk mengoreksi diri. Adam dan Iblis sama-sama dikeluarkan dari surga, namun perbedaannya adalah kalau Iblis tidak mau bertaubat setelah melanggar regulasi di surga, sedangkan Adam Alaihissalam beserta pasangannya Hawa bertaubat atas kesalahannya melanggar syariat disurga. Maka, lebih baik kita jujur mengakui kesalahan di hadapan Allah agar mendapatkan maghfiroh dan rahmatNya. Ketimbang mempertahankan ego hawa nafsu yang menjadikan semakin jatuh ke dalam sikap keangkuhan jahiliyah.

 

  1. Menahan diri dari perilaku dzaalim.

Sebagaimana firman Allah di atas, maka di bulan Asyuro kita diperintahkan untuk menahan diri dari perilaku-perilaku yang dzalim yang menyebabkan kita terjebak dalam kebinasaan dan murka Allah. Lebih baik menebar kedamaian, dari pada bertikai. Lebih baik berkarya, dari pada hanya menghujat kecewa yang tiada ujungnya. Padanan sikapnya adalah senantiasa mencari pembanding sikap-sikap yang salah menjadi sikap-sikap yang sholeh. Jangan biarkan diri kita menuruti hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan. Lebih bersikap kasih sayang, meskipun kepada semua ciptaan Allah, termasuk hewan-hewan. Janganlah kita mengumbar kedengkian dan permusuhan. Karena moment di hari Asyuro itu identik dengan perdamaian dan toleransi.

 

Jadi, moment Asyura adalah moment keselamatan bagi segenap manusia, hewan, tumbuhan dan segenap makhluk Allah sejagad raya. Untuk itulah kita diharapkan menghormati bulan-bulan haram, yang di dalamnya ada Asyuro. Berlomba-lomba dalam kebaikan membawa kepada keselamatan, dari pada berselisih dan mencela saudaranya. Mari kita ambil hikmahnya, lalu kita bermusahabah atas dosa-dosa kita semua.   

 

Suarahati.org