Iman dalam Islam merupakan hal yang penting. Iman tidak sekedar amal perbuatan, dan tidak pula sebatas pengetahuan. Iman adalah membenarkan Allah dan Rasul-Nya serta menegakkan syariat-Nya. Sebagian manusia mengaku beriman kepada Allah Shubhanahu wa ta‘ala namun keimanan mereka hanya sebatas pada perkataan belaka.

Lalu bagaimana memaknai iman? Orang yang memiliki keimanan yang hakiki kepada Allah maka di dalam hatinya tidak ada keragun. Dia akan mampu menunjukkan, menyampaikan tentang suatu keadaan dan kejadian dengan bahasa keimanan. Jika seseorang diberikan Allah hikmah mengenai itu, maka bahasanya pun adalah bahasa iman bukan logika.

Semakin beriman dan kuat iman seseorang, maka dia akan semakin mampu mencerna dan mengambil hikmah dari suatu keadaan dan kejadian untuk ia berpikir, juga merenungkan apa sesungguhnya hikmah atau makna yang Allah kehendaki dari kejadian ini.

Dalam kehidupan sehari-hari kita bekerja juga beraktivitas haruslah didasari dengan iman, bukan dengan hawa nafsu, ingin dipuji atau yang lainnya. Maka jika sesuatu yang baik atau buruk terjadi, itu artinya iman kita sedang diuji. Benarkah apa yang kita lakukan semua semata-mata karena Allah atau karena selain Allah.

Salah satu contoh adalah memanah. Memanah mengajarkan kita tentang keimanan. Saat memanah ada 1 tujuan yang dituju,  fokus pada 1 target. Demikian pula dengan kita, target dan tujuan kita adalah pada 1 hal. Apakah itu? Allah Subhanahu wa ta’ala. Target kita adalah la illa ha ilallah. Jadi lakukan segala sesuatu karena Allah Dzat Yang Esa. Jangan lupakan ada lillah (karena Allah) dan jangan pula dilupakan ada billah (karena pertolongan Allah).

Jika kita ingin target kita sempurna mencapai sasaran, maka lakukan dengan lillah dan billah. Karena apa yang kita dapatkan adalah karena pertolongan Allah. Bahwa ada gerak atau perbuatan Allah dalam setiap gerak, diam, dan pikir kita. Jadi jangan merasa bahwa kita yang hebat tapi Allahlah yang menghebatkan kita.

Maka dari sinilah mari kita syukuri apa yang kamu miliki, jangan iri dengan apa yang orang lain miliki. Allah akan memberikan apa yang belum kita miliki. Sebagaimana firman-Nya dalam QS Ibrahim ayat 7 14.Ibrāhim : 7

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Marilah syukuri apa yang kita punya, iman dan hikmah yang Allah berikan pada kita. Dengan begitu Allah akan menambah nikmat dari arah yang tidak kita duga. Fokus dengan semua yang kita lakukan hanyalah untuk Allah.  Segala aktivitas dalam bekerja mari kita tujukan hanya kepada Allah dengan didasari iman. ( Elok Nawasti )