Mas Dany, begitu teman dan tetangga memanggilnya. Sulung dari 3 bersaudara ini seperti rerata anak muda di lingkungan kita, yaitu setelah lulus sekolah di tingkat Menengah Atas ingin bekerja dan dapat hidup mandiri. Setelah bekerja di pabrik dalam waktu yang cukup lama, dia merasa tetap belum ada perubahan dalam kehidupan ekonominya dalam membantu orang tua juga menghidupi adik-adiknya.

 

Pada tahun 2019 pria kelahiran 1992 ini, memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sebagai karyawan dan memulai usaha fotografi yang merupakan hobinya sekaligus membuka warung kopi di belakang rumahnya. Dengan modal materi yang relatif tidak besar yaitu 7 juta rupiah, Mas Dany memberanikan diri dengan 2 landasan mental dan spiritual yang kuat yaitu : Jika melakukan sesuatu dalam jalur yang benar dan disertai restu dari orang tua, maka insyaa Allah akan dibukakan pintu kemudahan dan rezeki yang barokah.

 

Ada satu kisah menarik dari pengalamannya di dunia fotografi. Saat itu ia menemukan ‘jalan buntu’, Sarjana lulusan Universitas Islam Mojokerto ini kemudian melakukan infaq yang cukup fantastis. Mas Dani menyumbangkan sejumlah uang yang diberikan ke anak-anak yatim dan Qodarulloh, Alloh lancarkan fotografinya dan dikembalikan uang itu 5 kali lipat. Masyaa Alloh..

 

Pada akhir 2020 usaha warung kopinya mulai berkembang, walaupun di masa pandemi. Alhamdulillah  Alloh memberikan kemudahan dengan omzet 15 juta per pekan. Beliau merasa bahwa kemudahan dan kesehatan yang Alloh berikan kepadanya, harus selalu disyukuri dengan selalu berbagi yaitu dengan menginfaqkan hartanya di jalan Alloh, yang salah satunya adalah melalui Yayasan Suara Hati. Prinsip yang selalu dipegangnya adalah “Ingat, hartamu bukan hanya milikmu, tapi ada hak orang lain, maka berbagilah”.

 

Semoga kisah ini mampu menjadi pelajaran hidup bagi penulis dan bagi kita semua. Allohumma Yassirlana bil khoir. Aamiin. (RAN)

 

#RuangDonatur