Oleh: Rofiq Abidin (Direktur LAZ Persada Jatim)

 

Menjelaskan kebaikan kepada yang membencimu, membuatnya semakin salah paham, pernahkah? Dianggap membela diri atau bahkan dicari-cari lagi kesalahan, digeledah-geledah pikiran dan jejak-jejak perjalanan. Kalau motifnya benci, maka fitnatul kubro menjangkiti, merasuki hingga semakin sakit saat prestasi yang dibenci.

Pelajaran perang Jamal di masa Khalifah Ali, hendaknya menjadi pemantik persatuan, bukan pembenar perpecahan.

Benci yang sudah membeku, menghantam sendi-sendi perdamaian, peradaban, bahkan meniadakan nurani, apalagi tabayun. Menjelaskan kebaikan kepada pembenci hanya menghabiskan waktu, seperti berdebat dengan orang yang tidak memahami.

Tiap penegak peradaban, tentu butuh perjuangan menata hati, pikir, hingga mengelola strategi agar maksud dipahami. Biarkanlah, saatnya akan tiba dimana taqdir-Nya menampakkan sesungguhnya. Tanpa dijelaskan, tanpa diungkapkan. Allah Maha Benar…