Oleh:
Rofiq Abidin, S.H (Ketua LAZ Persada)

  ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍۢ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍۢ قُوَّةًۭ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍۢ ضَعْفًۭا وَشَيْبَةًۭ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ

Alloh adalah dzat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban.
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

(Ar Rum :54)

“Anak zaman muda sekarang gak bisa dibilangan, gak punya sopan santun, manja dan pokoknya aneh-aneh”. Seloroh ini kerap kali terdengar sebagai bentuk ekspresi kekecewaan orang tua terhadap anak-anak muda yang notabene tidak sama dengan zaman mereka. Yang menurut pandangannya anak zaman dulu nurut-nurut, sopan dan sikapnya gak aneh-aneh. Ekspresi kekecewaan yang terus-menerus tersiar ke lingkungan, hal ini bukan menjadi anak muda makin berubah, justru makin nyleneh perilakunya, yang tindik di hidunglah, tatoan dibagian tubuh yang berbahayalah, hingga omongan yang kasar. Sebut saja kata “anjing”, yang seakan sudah biasa menjadi panggilan.

Belum lagi riset menyebutkan bahwa Indonesia menjadi negara paling buruk di Asia dalam bermedia sosial, lantaran jauh dari keramahan. Dimanakah sebutan negeri yang ramah itu? Sudah hilangkah jati diri bangsa Indonesia? Mari kita renungkan Bersama!.

Lantas bagaimana pandangan Alloh tentang pemuda? Surat Ar Rum menggambarkan bahwa masa anak-anak ialah masa yang masih lemah, butuh dituntun, diajari dan dilatih. Selanjutnya anak muda digambarkan oleh Al-Qur’an sebagai masa yang kuat. Selanjutnya, setelah masa muda, maka masa tua yang lemah dan beruban. Jika disimpulkan pemuda ialah kekuatan diantara dua kelemahan. Ya, itulah gambaran anak muda yang tegas dikatakan masa yang penuh kekuatan. Hal ini tentu seolah paradoks dengan bualan dan ekspresi kecewa orang-orang tua yang kurang memperhatikan potensi anak muda.

Jika anak muda rentan dengan emosi, itu memang masanya untuk melatih dirinya menjadi pribadi yang berkarakter. Jika anak muda dikesankan kurang adab, lantas apakah orang tuanya pernah mengajarkan adab dengan sabar? Padahal menurut ajaran Ilahi salah satu hak anak terhadap orang tua ialah diajarkan adab, sehingga mengajarkan adab adalah kewajiban orang tua. Apa kekuatan pemuda?

Al-Qur’an membahas anak muda dalam Al Qur’an seolah membahas gambaran kekuatan anak muda. Sebut saja Ibrahim yang dengan penuh keberanian mengu- bah pola pikir yang kolot menjadi pola pikir logis. Contohnya saat Ibrahim menghancurkan berhala dengan kapak dan selanjutnya kapak dikalungkan di leher berhala paling besar. Selanjutnya, saat ditanya Raja Namruj siapa yang menghancurkan berhala? Ibrahim menjawab “Bertanyalah pada berhala yang paling besar”. Sontak Raja Namruj mengatakan mana mungkin patung bisa bicara, yang itu juga menjatuhkan dirinya sendiri kenapa harus menyembah patung.

Nabi Yusuf yang kisahnya bak sinetron yang tayang di televisi, kisah asmara seorang pemuda dengan majikannya, yang dengan tegas menolak ajakan zina dari orang yang berhasrat kepadanya, “Ma’adalloh”, aku berlindung kepada Alloh. Padahal di dalam ruang yang sangat aman dan tertutup semua jendela dan pintu. Nabi Yusuf lolos dari godaan zina yang ada dihadapannya. Satu lagi, kisah pemuda yang sabar me bersamai Nabi Musa, Yusya’ bin Nun. Begitu sabar belajar dari seorang nabi yang termasuk Ulul Azmi.

Yang selanjutnya menjadi pelanjut estafeta risalah kenabian. Jadi apa kekuatan pemuda?

a. Semangat Pembaharu

Anak muda akan selalu memandang lebih jauh jika telah menetapkan hatinya pada misi hidupnya. la visioner, makanya ia cenderung tidak mau diajak kepada hal-hal tahayul, kolot dan tak berdasar. Tengoklah peristiwa sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang cukup menjadi tonggak sejarah Indonesia selanjutnya. Peristiwa rengesdengklok yang menjadi pemicu proklamasi tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa reformasi tahun 1998 yang dimotori mahasiswa untuk menurunkan rezim yang dianggap KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Semangat pembaharuan itu tak padam hingga sekarang, beberapa inovasi penting dalam bidang teknologi terutama media sosial facebook oleh Mark Zuckerberg. Masih banyak lagi pemuda-pemuda pembaharu yang mengubah dunia lebih dahsyat peradabannya. Kenapa jiwa muda itu pembaharu? Karena pemuda itu kuat.

b. Pengendalian Diri

Anak muda yang beradab akan bisa menjaga diri dari perbuatan menyimpang. Hal ini diawali dari lingkungan. Adapun lingkungan pertama yang mengajarkan adab adalah lingkungan keluarga. Jika lingkungan keluarga mendukung, anak akan cenderung dengan lingkungan itu. Namun jika orang tua mempertontonkan dan meneladankan yang salah, otomatis akan diikuti oleh anaknya. Maka, anak muda akan cenderung beradab dan mengendalikan diri tergantung bagaimana anak mendapatkan haknya, yakni diajarkan adab oleh orang tuanya. Anak muda akan bisa mengendalikan diri. Kenapa? karena pemuda itu kuat.

c. Pembelajar yang Sabar

Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi kunci kemajuan hari ini. Jika anak-anak muda betah dalam belajar dan melatih diri menemukan berbagai persoalan dunia, biarkanlah. Tengok saja teladan Abdullah bin Abbas yang masih muda menjadi penasehat khalifah diusia 15 tahun. Itu karena beliau memiliki ilmu yang mumpuni dibidangnya. Beliau telah meriwayatkan hadits sejumlah 1660. Bahkan 67% hadits nabi berputar pada anak muda. lalah Abu Hurairah sejumlah 5374, Abdullah bin Umar 2630, Anas bin Malik 2286, Aisyah 2210, Jabir bin Abdillah 1540, Abu Said Al Khudri 1170 dan yang ke tujuh ialah Abdullah bin Abbas.

Anak muda akan betah belajar dan melatih diri. Kenapa? karena pemuda itu kuat. Tiga hal di atas hanyalah mewakili kekuatan pemuda. Inovasi akan muncul jika anak muda diberi ruang. Peradaban akan maju, jika anak muda bergerak. Pun juga ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus bergerak jika pemuda sabar meneliti dan menemukan solusi secara progresif.

 

#pesanilahiyah
#tausiyah
#kajian
#ustadz