Oleh : Rofiq Abidin, S.H.
(Dewan Pendiri dan Pengawas Syariah Yayasan Suara Hati)

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ

كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa. (QS. Al Baqarah : 187)

 

Benarkah sudah berpuasa? Kalau iya, kenapa masih emosian. Kalau iya, kenapa masih gak sabaran. Kalau iya telah puasa, kenapa masih pelit kepada orang lain. Kalau sudah puasa kenapa sholatnya masih bolong-bolong atau bermalas-malasan. Memangnya efeknya puasa apa sih? Berlapar-lapar, menahan haus dan dahaga bahkan menahan syahwat kepada lawan jenis, tapi kok dampaknya masih belum nyata dalam kehidupan. Baiklah, kita coba kupas satu-satu, apakah dampak dari puasa yang kita lakukan. Perhatikan baik-baik!

  1. Disiplin

Esensi taqwa sesungguhnya ialah rasa dan sikap disiplin dalam kehidupan. Mengingat dalam puasa mulai dari hati, harus menahan syahwat kepada lawan jenis, menahan syahwat makan dan minum. Meskipun ada di depan kita kesempatan itu berseliweran, entah itu es teler, nasi padang atau bahkan syahwat lawan jenis yang muncul di media sosial atau di dunia nyata. Namun karena kita ingat sedang puasa, kita selalu mencoba untuk menahan (imsyak) diri dari tindakan yang membatalkan atau bahkan merusak kesempurnaan puasa. Jadi, jika berpuasa dengan khusyuk selama sebulan, maka rasa dan sikap disiplin seharusnya telah melekat dalam kehidupan kita 11 bulan yang akan datang.

  1. Jujur

Saat sedang berpuasa mau berbohong saja mikir. Karena bisa merusak pahala puasa. Meskipun dirayu-rayu untuk berbohong dalam administrasi, berbohong dalam ungkapan verbal hingga berbohong dalam ilmu. Bahkan berkata-kata di media sosial saja ditata agar tidak mengandung unsur kebohongan dan ujaran kebencian. Jadi, jika puasa kita benar-benar mengikuti standart yang ada, maka kejujuran menjadi habbits (kebiasaan) untuk kehidupan kita ke depan.

  1. Empati

Menahan rasa lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga terbenam matahari saat berpuasa melatih kita untuk berempati kepada fakir miskin. Yang selama ini menahan lapar karena kekurangan harta atau bahkan penghasilannya yang tidak mencukupi. Sehingga untuk mengadakan makanan untuk besok saja tidak mampu. Dengan berpuasa akan melahirkan empati, sehingga mudah berbagi kepada sesama. Mudah bersedekah, mudah menolong, hingga kita mudah tergerak untuk bergotong-royong.

  1. Sehat

Berpuasa itu menahan lapar dan haus yang ternyata memicu pertumbuhan sel saraf baru di otak. Itu sebabnya, ini bisa membantu memperbaiki fungsi otak, termasuk melindungi otak dari risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson. Pun juga  Berpuasa selama tiga hari atau lebih memicu proses regenerasi sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh pada orang di segala usia. Puasa merupakan ajang mengendalikan diri, termasuk dari pikiran, perasaan dan perilaku negatif. Setelah beberapa hari berpuasa, tubuh akan memproduksi lebih banyak endorfin yang merupakan hormon yang memicu rasa bahagia. www.halodoc.com

  1. Qona’ah

Aktivitas puasa memberikan efek puas saat berbuka puasa dan efek merasa cukup (qona’ah) saat sedang berpuasa. Mengingat telah terlatih kekurangan makan atau menahan makan. Sehingga tidak mudah terbawa kepada pembebasan syahwat dunia, hal ini menjadikan seseorang yang berpuasa terdidik untuk qona’ah (merasa cukup) atas taqdir Alloh, atas ketetapan Alloh. Dengan demikian, puasa dapat berdampak rasa qona’ah yang tinggi. Tidak mudah mengeluh dengan hal-hal yang menguji, tapi berperasaan positif terhadap ketetapan dan kehendak Alloh.

Efek dahsyat bulan Ramadhan menjadi nyata jika dilakukan dengan khusyuk sesuai standart atau rukun dan syaratnya. Mari kita rasakan bersama, bahwa puasa memberikan dampak nyata, mulai dari efek secara karakter maupun amaliyah yang kita lanjutkan untuk kehidupan selanjutnya. Nah, sudahkah kita rasakan? Jika belum, marilah bermuhasabah atas puasa kita, sudahkah kita benar-benar mengikuti petunjuk atau menabrak rambu-rambu puasa.

 

 

#pesanilahiyah
#pesanilahiah
#pantiasuhandisidoarjo
#pantiasuhansuarahati
#yayasansuarahati
#donasi