Penulis : Putri Dwi Lestari

Kehidupan sering kali disamakan dengan sebuah petualangan yang penuh dengan tantangan dan kejutan. Dalam menjalani petualangan ini kita seringkali membutuhkan suatu panduan atau arah yang dapat menjadi penuntun bagi langkah-langkah kita.

Kehidupan seringkali dibandingkan dengan sebuah kompas impian, mengapa?

Kompas adalah alat navigasi yang membantu kita menemukan arah yang benar di tengah-tengah kebingungan. Begitu juga dengan kehidupan, kita membutuhkan arah yang jelas untuk mencapai tujuan-tujuan kita.

Cita-cita dan impian kita berfungsi seperti titik-titik arah pada kompas tersebut. Mereka adalah pemandu setia yang membimbing kita melalui berbagai rintangan dan tantangan yang membawa kita kembali ke jalur yang benar.

Namun, layaknya sebuah petualangan, kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Terkadang, kita menghadapi rintangan yang tidak terduga atau mengalami kegagalan yang membuat kita terjatuh.

Seperti halnya sebuah kompas yang tidak bekerja tanpa adanya tujuan, kehidupan kita juga tidak akan memiliki makna tanpa adanya impian dan cita-cita. Dalam perjalanan hidup ini, kita juga belajar untuk menjadi navigator yang baik bagi diri sendiri. Kita belajar untuk mendengarkan suara hati kita dan mengikuti intuisi kita dalam mengambil keputusan.

Dalam Surah Al-Israa (17:23), Allah SWT berfirman: “Dan katakanlah, Tuhanku, berilah aku petunjuk kepada jalan yang lurus.” Ayat ini menunjukkan pentingnya memohon petunjuk dan arah yang benar kepada Allah dalam menetapkan impian dan cita-cita hidup.

Dengan memiliki niat yang baik dan memohon petunjuk kepada Allah, kita dapat menjalani hidup dengan penuh keyakinan bahwa impian dan cita-cita kita akan membawa kita kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.