Oleh : Rofiq Abidin

 (Ketua Yayasan Suara Hati)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (QS. Al Ahzab : 59).

 

Fashion week yang sempat mendominasi jagad media sosial menjadi kiblat penampilan anak zaman now. Namun, apakah penampilan yang di zebra cross itu memperhatikan aturan menutup aurat atau justru mengabaikan hal itu. Kiblat penampilan anak muda jika dari penampilan luar negeri yang meninggalkan budaya timur, maka jati diri bangsa akan pudar secara perlahan.

Berpakaian dalam islam tidak hanya sekedar tren, tapi berfungsi melindungi dan mudah dikenal. Dalam ajaran islam, terutama muslimah telah diatur sedemikian rupa, sebagaimana ayat di atas, yakni mengulurkan jilbabnya ke tubuhnya. Namun, berhijab bukan sekedar tren, atau ikut-ikutan.

Islam mengajarkan agar semua perilaku berdasarkan ilmu, kenapa? Karena setiap pilihan sikap kita akan dipertanggung jawabkan. Islam melarang sikap al ima’ah (ikut-ikutan) dan sangat tidak dianjurkan. Kok bisa? Kalau ikut-ikutan dosa jelas salah, kalau ikut-ikutan baik? Nah kalau ikut-ikutan baik jika yang diikuti masih ada, maka masih ikut, kalau yang diikuti tidak ada, maka kebaikan bisa berhenti. Oleh karena itu ikutilah semua berdasarkan ilmu, bukan berdasarkan suka atau tidak suka, ngetren atau tidak ngetren, viral atau tidak viral, tapi berdasarkan ilmu.

Begitupun dalam mengikuti syariat, jangan hanya karena ngetren, tapi landasi dengan ilmu, kenapa dilakukan, dipilih dan dijadikan sikap.

 

Ngetren dan Trendsetter Kebaikan

Mengikuti kebaikan tetap harus berdasar ilmu. Maka, berhijablah karena ilmu. Carilah alasan-alasan dalam kebaikan, karena alasan dalam keburukan tak perlu dicari, muncul dengan sendirinya. Nah, agar kita berhijab tidak hanya karena tren, maka landasi hal-hal berikut ini :

  1. Iman

Setiap perbuatan muslim harus dilandasi dengan iman, kenapa? Karena landasan iman ini yang membedakan perbuatan muslim dengan non muslim. Jika perbuatan karena iman, bermakna semangat bersyariat itu terhubung dengan Alloh, bergantung kepada Alloh, bukan makhluk. Karena mengikuti makhluk pasti kecewa, tapi mengikuti Alloh, tak kan pernah mengecewakan. Semua perintah Alloh pasti baik, tak satupun perintah Alloh itu untuk keburukan hambaNya.

Imani berhijab itu perintah Alloh, pasti bermanfaat dan tidak sia-sia. Jika perbuatan karena iman, maka nilai di hadapan Alloh ialah keridhoan, jika perbuatan karena tren, akan mendapatkan nilai sebagaimana niatnya. Apa itu? dilihat orang, diperhatikan, dilike dan lain sebagainya yang bersifat duniawi.

  1. Melindungi diri

Setelah iman melandasi pondasi awal, maka carilah dalam ayat Alloh, kenapa berhijab bagi perempuan? Ternyata hijab itu untuk menjaga diri, maka orientasi hijab bukan tren lagi, tapi menjaga diri. Dengan demikian, hijab harus bisa berfungsi penjagaan diri. Jangan sampai transparan, tampak lekuk tubuhnya dan jauh dari penampilan jahiliyah. Sebagimana firman Alloh berikut ini :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al Ahzab : 33)

Dengan demikian hijab akan bisa melindungi dari kemaksiatan seharusnya, jika bukan berhijab karena tren, karena jika seseorang sudah berhijab maka rasa malu akan hadir jika melakukan maksiat. Lantas bagaimana ada muslimah berhijab, tapi maksiat jalan terus, itu maknanya pakai hijab masih bukan karena iman, namun baru tren. Sehingga belum terdorong rasa malu kepada Alloh atas syariat Alloh yang ditetapkan.

  1. Mudah dikenal

Dengan berhijab, muslimah akan mudah dikenali. Dengan demikian perintah Alloh tentang hijab, harus berorientasi mudah dikenali, bukan sebaliknya. Orang di dunia akan paham, bahwa hijab yang dipakai muslim, ya itulah muslim. Bukan kreasi tren yang justru menghilangkan tujuan hijab, diantaranya yakni, mudah dikenal.

 

Tren atau iman?

Jangan sekali-kali melakukan perbuatan karena tren, karena jika demikian akan mendapatkan sebagaimana niatnya, yakni pujian, diperhatikan dan keduniawian lainnya. Maka berhijablah karena iman, sebagai ketundukan hari kepada syariat yang Alloh tetapkan kepada hambaNya. Secara totalitas mengimani tiap perintah Alloh berarti untuk kebaikan hambaNya, tak mungkin mencelakakan hambaNya. Karena sudah selayaknya menjadi hamba Alloh, hidup di bumi Alloh, melaksanakan perintah Alloh. Itulah fitrahnya, jadi hijab itu adalah kefitrahan manusia untuk kemaslahatan manusia.