Oleh : Rofiq Abidin

Ketua Yayasan Suara Hati

 

Apalah Arti Sebuah Nama…..

Kalimat ini seharusnya tidak dipakai oleh mukmin. Memasang nama sembarangan seharusnya dihindari. Kenapa?

Baiklah, mari kita coba tengok Nabi kita, yang mengganti nama Yastrib menjadi Madinah, kenapa diganti? karena Yasrib itu artinya dosa dan Madinah itu artinya peradaban atau kota. Madaniyah atau tamaddun bermakna peradaban.

Beberapa sahabat Nabi diganti namanya, karena mengandung makna yang negatif, bahkan saat mencari karyawan pemerah susu saja ada seseorang yang daftar namanya Murroh artinya pahit. tentunya Nabi tidak berkenan..

Melewati jalan yang maknanya negatif saja Nabi tidak berkenan. Lantas, bagaimana kita umat beliau ini, menamakan sesuatu tanpa tahu maknanya, hanya dengan prinsip asal otak atik mathuk..

Mukmin itu punya panduan, jangan berpedoman pada kalimat “Apalah arti sebuah nama”… Itu sudah gak keren…

Wong nama saja kok, Begitulah kira-kira yang kita pikirkan. Loh… itu akan mengantarkan pada takdirnya. Salah memasang nama, maka akan berdampak pada generasi selanjutnya, karena dianggap benar…

Makanya, jangan memberi nama anak dengan prinsip asal mathuk gabungan nama istri-suami, biar tampak keren. Padahal itu sebenarnya gak keren. Salah memasang nama, menjadi salah pula dalam menyikapi dan pengajaran generasi.

Saya beberapa kali bertanya sama seorang anak. Nak, apa arti namamu? Gak tahu, katanya gabungan nama ibu dan ayah.

“Apalah arti sebuah nama”, prinsip ini sudah gak zaman. Harusnya manusia modern melakukan dan memutuskan sesuatu berdasarkan ilmu, bukan ngawur.

Ayo, kita mulai dari keluarga untuk memberi nama yang bermakna. Kalau dulu orang mau ngasih nama datang ke kyai atau ke ustadz, karema merasa tidak paham makna. Nah zaman sekarang banyak yang sok paham, maksa memutuskan, padahal gak tau ilmunya..

Semoga Alloh berikan bimbingan kepada kita dalam berkeluarga dan bernegara…