Oleh : Etty Sunanti (The Owner of ESP)
Kalau ada orang menganggap, “Setiap Orang Baik, Kita Bisa Berteman Kepada Siapa Saja”.
Yakin, seratus persen, orang tersebut kehilangan arah. Dan bisa dikatakan, nyaris bodoh.
Sangat kasar, jika di katakan bodoh. Tetapi lebih menyakitkan hati lagi, apabila mendapati teman yang salah. Bahkan, sampai matipun, penyesalan tidak akan tertebus.
Mari kita bertanya kepada anak anak dimanapun mereka berada. Saat mereka ada kegiatan baik di sekolah, masjid, panti asuhan, perayaan hari besar, hajatan, sampai acara ulang tahun.
Cobalah bertanya, “Kamu senang nggak di sini?”
Pasti jawabannya, “Senang..”
Lalu coba bertanya lagi, “Mengapa kamu senang?”
Pasti mereka menjawab, “Karena ada teman teman..”
Kalaupun ada yang menjawab berbeda, pasti dia anak yang lain daripada yang lain. Misal anak yang sudah matang dalam kehidupan, anak yang mempunyai banyak ilmu, pengalaman dan lain sebagainya.
Teman adalah perkara penting bagi manusia yang hidup di dunia ini. Misal Al Hawariyyun, para sahabat setia Nabi Isa ‘Alaihissalam. Al-Hawariyyun berasal dari bahasa Habasyah (Ethiopia) yaitu Hawariya yang berarti sahabat yang sangat tulus. Darimanapun asal katanya, yang jelas Al-Quran menggunakan istilah Al-Hawariyyun untuk para sahabat dan pengikut setia Nabi Isa as. Jumlahnya adalah 12 orang.
Setiap nabi punya Hawary. Al-Quran memang memberikan julukan Al-Hawariyyun kepada pengikut Nabi Isa. Namun, secara konteks kerasulan dan sifat-sifat setia yang dimiliki Al-Hawariyyun ini, rasul-rasul yang lain pun sebenarnya juga memiliki. Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:
لِكُلِّ نَبِيٍّ حَوَارِيٌّ، وَحَوَارِيَّ الزُّبَيْرُ
“Setiap Nabi itu punya hawary (pembela), dan hawaryku adalah Zubair.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Dalam hadis tersebut Rasulullah juga menyebutkan bahwa beliau juga mempunyai hawary. Dan hawary beliau adalah Zubair. Dalam hadis riwayat Bukhari, Zubair yang dimaksud di sini adalah Zubair bin Awwam, suami dari Asma’ dan menantu Abu Bakar.
Tentu saja sahabat Rasulullah Muhammad lebih banyak lagi, merekalah yang bergelar radhiyallahu ‘anhu.
Umar bin Khattab berkata,
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang sholih. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang sholih maka pegang lah erat-erat.” (Quutul Qulub 2/17)
Pertemanan bukan masalah remeh, tetapi masalah prinsip yang harus kita jaga untuk putra putri kita tercinta.
Allah berfirman,
اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ
“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa” (QS Az-Zukhruf ayat 67)
Teman sesama muslim yang sholih dan bertaqwa, akan banyak memberikan kita keselamatan baik di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, sudah seharusnya , para orang tua berdoa khusus kepada Allah agar putra putrinya, memiliki teman yang shalih shalihah.
Kita bisa mengupayakan teman yang baik, tetapi tidak cukup mengupayakan. Tetapi tetap wajib berdoa meminta kepada Allah.
Saya masih teringat, ketika putri bungsu, saya keluarkan dari sekolah di Januari 2020. Karena kami bersepakat memilih homeschooling.
Kemudian anak saya yang bernama Fahma itu, saya masukkan di Madrasah Islamiyah Attaubah yang saya dirikan. Semacam TPQ, tetapi lebih mendalam belajar Agamanya. Ada Aqidah, Akhlaq, Fiqih, Siroh Nabawi, Bahasa Arab, serta Hafalan Al Qur’an.
Pada saat itu, santri 7 anak semua lelaki. Ditambah Fahma jadi ada 8 anak. Bisa dibayangkan, anak perempuan masih 7,5 tahun, bersama teman laki laki semua, dengan ustadznya juga laki laki.
Fahma mengeluh, “Ummi, sebenarnya kalau pelajaran, aku senang homeschooling mi, pelajaran menjadi mudah, jelas, karena fokus. Insya’ Allah, aku juga lebih pintar. Tetapi mi, aku kehilangan sahabatku. Biasanya aku sangat dekat dengan Rahma, dan teman-teman perempuan yang lain.”
Saya berkata, “Fahma, kamu anak baik, Insya’ Allah, kamu akan mempunyai sahabat sahabat yang baik, nak. Bersabarlah.. Ummi akan terus berdoa, agar kamu mendapatkan teman-teman yang shalihah.”
Tanpa dia mengatakan seperti itu. Saya sangat faham, dia butuh teman dan sahabat.
Sementara itu, saya masih bisa memberikan tema- teman anak laki-laki. Meski saya merasa sedih.
Kemudian saya berdoa khusus kepada Allah, untuk meminta teman-teman yang baik untuk putri kami.
“Yaa Allah, berilah Fahma teman-teman yang sholihah.. Hanya kepadaMu kami memohon pertolongan dan meminta.”
Doa itu selalu saya panjatkan kepada Allahu Robby di setiap ba’da sholat dan waktu-waktu ijabah.
Tetapi kenyataan, setiap ada santriwati yang masuk selalu mundur. Masuk madrasah 2 hari sudah keluar. Ada yang masuk lagi, keluar lagi.
Fahma tetap istiqomah mengaji, di antara anak anak laki-laki tersebut.
Saya tidak pernah putus asa dalam rahmat Allah. Terus berdoa meminta Allah, agar Fahma mendapat teman teman shalihah.
Tepat 1 tahun di Madrasah, tiba-tiba ada santriwati baru, bahkan rumahnya jauh. Dia bernama Naila. Usianya persis dengan Fahma. Masya’ Allah, dengan cepat, Naila dan Fahma menyatakan diri bersahabat. Mereka berdua sangat cocok, akrab, dan senantiasa dalam kebaikan. Alhamdulillah…
Setelah persahabatan Fahma dan Naila, qodarullah, pelan-pelan santri santriwati kami semakin banyak. Bahkan sampai sekarang Fahma memiliki 4 orang sahabat. Dan total 5 anak ini sangat kompak, sehat, positif dalam berteman.
Dan jumlah santri santriwati Madrasah kami, sudah ada 32 anak. Jumlah anak perempuannya separuh jumlah anak laki-laki.
Mereka teman dan sahabat yang dipertemukan Allah di sebuah tempat mulia. Di rumah Allah, yang digunakan untuk belajar Al-Quran dan Al Islam. Semoga pertemanan dan persahabatan mereka senantiasa dalam Ridho Nya. Aamiin…
Sungguh saya nasihatkan kepada bapak ibu semuanya. Mari kita sisihkan waktu, untuk bersungguh-sungguh bermunajat kepada Allah, untuk meminta teman-teman yang baik dan bertaqwa, untuk anak-anak kita tercinta.
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.