وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ
“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki.”(Q.S.3:169).
Mengerahkan daya untuk menghidupkan sabilillah merupakan hakikat perjuangan din al haq. Namun, perjuangan dimulai dari perubahan diri, komitmen diri dalam din al haq atau kita sebut hijrah. Namun, komitmen perubahan harus didasari iman. Maka konsep yang telah matang dipahami amanu-hajaru-jahadu itulah sebuah konsep yang seharusnya dipegang teguh.
Bukan rasa yang menjadi pijakan, tapi ilmu yang mengokohkan. Bukan senang atau tidak senang dengan seseorang yang menjadikan bertahan. Melainkan seharusnya ilmu yang matang…
Rasa kecewa seharusnya tidak menjadikan ia mundur dari medan juangnya. Karena ibadah itu kepada yang maha mencipta, bukan kepada ciptaan. Maka orang-orang yang berjuang di jalan Alloh akan terus hidup untuk menghidupkan din Alloh. Meski, orang-orang yang tidak suka terhadap amanah suci, pemikiran menghidupkan sabilillah akan terus dinamis. Hingga Alloh menetapkan sesuatu yang terbaik untuk agama-Nya..
Alloh tak akan mengingkari janji-Nya, kemenangan yang dekat, memurnikan cahayaNya, syahid bagi yang konsisten dengan konsep ibadah yang benar, merupakan janji Alloh yang akan terwujud pasti. Itulah jika iman masih menyala terang dalam dada orang-orang yang beriman.